Selasa, 09 Juli 2013

"Pelestarian Batik sebagai Budaya Nasional"



Andika Dwi Cahyani
10112780
1KA19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena rahmat dan hidayah-Nya, penulis diberi kemudahan untuk mengerjakan tugas softskill Ilmu Sosial Dasar dengan judul ”Pelestarian Batik sebagai Budaya Nasional Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas softskill pada tingkat 1 semester ATA 2013.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik sangat diharapkan guna perbaikan penulisan di masa yang akan datang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan karya tulis ini, yaitu :
1.      Allah S.W.T  yang telah melindungi dan menemani penulis setiap saat.
2.     Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan perhatian dan motivasi serta doa setiap saat.
3.   Ibu Komsi Koranti, selaku dosen Ilmu Budaya Dasar. Yang telah menjelaskan tata cara pembuatan makalah ini.
4.      Teman-teman 1KA19 yang selalu mengingatkan tugas.
5.      Dani Dwi Darmawan, yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
6.   Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah makalah ini , harapan penulis sangat sederhana, yaitu semoga para pembaca makalah ini akan mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan yang baru dari makalah ini.
Depok, 05 JULI 2013

     Penulis,
Andika Dwi Cahyani
DAFTAR ISI

-          KATA PENGANTAR
-          ABSTRAKSI
-          DAFTAR ISI
-          BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Pembatasan Masalah
1.4  Tujuan Penulisan
1.5  Manfaat Penulisan
1.6  Metodologi Penulisan
- BAB II LANDASAN TEORITIS
            2.1 Penjelasan tentang Batik
            2.2 Sejarah asal mula Batik
            2.3 Kegunaan Batik
            2.4 Upaya Pelestarian Batik
- BAB III PENUTUP
            3.1 Kesimpulan
            3.2 Saran
- DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Indonesia dikenal bangsa-bangsa di dunia sebagai salah satu negara dengan ragam budaya tradisi yang bhineka namun dibingkai dalam tali persatuan dan kesatuan. Budaya bangsa itu tercermin melalui ungkapan filosofis “bhinneka tunggal ika”, merupakan suatu konsep yang lebih lanjut melandasi pola hidup dan perilaku sosial, sehingga masyarakat Indonesia dipandang sebagai bangsa yang bermartabat, berdaulat, berbudi luhur, beretika sosial tinggi, dan berwatak sopan yang santun. Pemilikan watak, karakter, dan jiwa budi luhur itu dituntun oleh nilai-nilai luhur budaya bangsa, yang dalam praktek bermasyarakat ditopang oleh lingkungan alam yang subur dalam kondisi sosial yang kondusif, aman , tenteram, dan damai.
Keragaman seni budaya bangsa Indonesia diantaranya terlihat melalui berbagai produk kriya tradisional, tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Eksistensinya menambah maraknya keindahan bumi pertiwi.
Salah satu produk budaya Indonesia adalah batik, karena batik merupakan produk budaya nenek moyang bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan keberadaaanya. Seperti kita ketahui bersama bahwa batik telah ditetapkan oleh UNESCO (United nations educational, scientific and cultural organization) sebagai Warisan Budaya milik Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009. Batik merupakan salah satu warisan nenek moyang dan merupakan kekayaan budaya asli Indonesia yang harus selalu kita lestarikan supaya tidak diakui menjadi milik negara lain seperti reog dan musik angklung. Oleh karena itu, saya ingin menjelaskan mengenai salah satu budaya Indonesia yaitu batik secara lebih jelas.

1.2  Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dibuat, dapat dirumuskan dengan pertanyaan, sebagai berikut:
1.      Penjelasan mengenai Batik?
2.      Penjelasan mengenai sejarah asal mula Batik?
3.      Apa kegunaan dari Batik?
4.      Upaya apa saja yang dilakukan untuk melestarikan batik?
                                                              
1.3  Pembatasan Masalah

Dari masalah diatas dapat dibatasi yaitu “Pelestarian Batik sebagai Budaya Nasianal

1.4  Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui penjelasan mengenai Batik.
2.      Untuk mengetahui penjelasan mengenai sejarah asal mula Batik.
3.      Untuk mengetahui keguanaan Batik.
4.      Untuk melestarikan batik.

1.5  Manfaat Penulisan

Manfaat Penulis
1.      Dapat mengetahui pengertian batik lebih jelas.
2.      Lebih paham mengenai sejarah asal mula adanya batik di Indonesia.
3.      Menumbuhkan rasa untuk terus melestarikan budaya batik.
Manfaat Umum
1.      Menambah pengetahuan mengenai Batik.
2.      Mengetahui lebih jauh tentang sejarah asal mula Batik.
3.      Dapat di jadikan pengingat bahwa budaya batik di Indonesia perlu dilestarikan.

1.6  Metodologi Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini, yaitu metode deskripsi analisi. Metode tersebut merupakan metode yang memberikan gambaran objektif serta membahasnya secara lengkap yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari website.


BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1  Penjelasan tentang Batik

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

2.2  Sejarah asal mula Batik

Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan ‘malam’ (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing.  Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Seiring perkembangan zaman, kini corak batik mengalami perkembangan, yaitu beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, sketsa relief candi, wayang beber dan sebagainya. Hal ini seiring dengan perkembangan batik yang semakin indah, syarat makna dan filosofi. Harmonisasi antar sesama manusia, manusia dengan alam dan sang pencipta, maupun harapan akan kehidupan yang lebih baik, semua tertuang dalam motif. Selama ratusan tahun tentunya sudah tak terhitung lagi berapa lembar batik yang telah dihasilkan para pengrajin batikdi Indonesia.

Daerah Penghasil Batik

Melihat daerah penghasil batik di Indonesia lebih didominasi oleh beberapa kota yang berada di pulau jawa seperti Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Mojokerto, Tulungagung, Ponorogo, Banyumas, dan beberapa kota lain. Kini hasil karya kain batik dapat mudah ditemui dalam berbagai bentuk mulai dari baju berbahan batik, sepatu hingga tas berbahan batik. Seiring perkembangan zaman, batik online pun kini berkembang pesat dalam perekonomian bangsa khususnya melalui jejaring internet, guna memudahkan pecinta batik memilikinya. Saat ini karya berbatik lebih mudah anda temukan di berbagai situs online yang menjual beraneka ragam karya khas batik. Siapapun orangnya, bukan menjadi masalah untuk memperkenalkan batik sebagai warisan budaya Indonesia ke kancah nasional hingga internasional sekalipun. Yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai generasi penerus bangsa dapat membawa nama baik batik hingga cucu kita kelak bangga dengan memakai batik.

2.3  Kegunaan Batik
Fungsi batik memang sejak dahulu amatlah penting bagi masyarakat Indonesia secara turun-temurun. Dahulu kain batik adalah pakaian keluarga Jawa yang biasa dipakai untuk kegiatan sehari-hari, atau sering disebut kemben. Kini kain batik, bagi masyarakat keturunan Jawa, sudah menjadi barang bernilai sosial tinggi untuk melamar anak gadis orang sebagai hantaran berupa kain batik ataupun karya berbatik lainnya. Sama halnya dengan songket yang menjadi syarat jika seseorang lelaki ingin melamar anak gadis Palembang. 
2.4  Upaya Pelestarian Batik

Batik Indonesia sangat dikagumi oleh banyak orang, baik dalam maupun luar negeri. Telah diketahui bahwa proses membatik itu sangat rumit tetapi motif batik yang dihasilkan menjadi sangat indah dan mempunyai kekhasan khusus yang mencerminkan seni, budaya dan desain Indonesia. Indahnya dan hidupnya masing motif batik akan lebih terlihat dari hasil perpaduan proses pembatikan, pewarnaan serta kualitas kain putihnya. Banyak orang asing yang tertarik untuk belajar membatik di Jawa karena sangat mengagumi indahnya batik.

Untuk terus melestarikan batik, sejak dahulu di setiap kantor pemerintahan ataupun swasta di Indonesia hampir seluruh pegawainya diharuskan memakai seragam batik setiap hari jumat, terlebih saat ini  batik sudah menjadi Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada 2009 silam. Tidak hanya itu, pada setiap acara formal ataupun resmi baju batik menjadi andalan tersendiri bagi seseorang yang mengenakannya akan terlihat lebih formil dan sopan. Hal ini sudah barang tentu menjadi keunggulan pemakaian batik bagi setiap orang. Ya..marilah kita perkenalkan batik mulai dari sabang hingga internasional agar kelestarian dan hak patennya terus terjaga hingga generasi selanjutnya.


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Jadi menurut saya, Batik merupakan sebuah benda yang dibuat oleh ahli pembuat batik ada yang buatan tangan dan ada yang menggunakan alat mesin pencetak batik. Batik kental akan budaya Indonesia yang memiliki keindahan dan motif yang beragam. Batik juga sudah dianggap sebagai barang yang istimewa dikalangan masyarakat indonesia. Badan kebudayaan PBB UNESCO pun sudah mengukuhkan batik sebagai warisan budaya Indonesia.

3.2  Saran

Menurut saya batik memiliki kegunaan yang banyak. Sebaiknya kita sebagai warga Indonesia harus terus melestarikan batik agar tidak punah dengan pergerakan zaman. Dapat dijadikan sebagai modal perekonomian Indonesia dengan membuat beragam macam barang-barang yang terbuat dari batik. Selain dapat memperbaiki perekonomian, batik indonesia juga bisa menjadi lebih populer dikalangan negara lain.


DAFTAR PUSTAKA


http://batiksk.wordpress.com/2012/07/09/upaya-pelestarian-batik/

Jumat, 07 Juni 2013

“Pengaruh Budaya Lokal terhadap Perilaku Generasi Muda”



Andika Dwi Cahyani
10112780
1KA19

ABSTRAKSI

            Budaya Lokal adalah budaya asli dari suatu kelompok masyarakat pada setiap daerah tertentu yang juga menjadi ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat. Dapat berupa ciri khas dalam bahasa tiap daerah masing-masing, adat istiadat, dan lain-lain.
Namun dengan adanya perubahan jaman, sering disebut dengan globalisasi. Masyarakat di negara kita mulai melupakan aturan budaya-budaya yang dimiliki. Globalisasi merupakan suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Dengan adanya Globalisasi, kehidupan manusia menjadi lebih mudah, efektif, dan hemat. Arus modernisasi dan globalisasi itu mempunyai banyak nilai positif dan negatifnya.
Sehingga mempengaruhi perilaku dari generasi muda saat ini, dari ada nya globalisasi kita seperti dituntut untuk mengikuti trend yang membuat kita lebih maju dari jaman dahulu yang serba tradisional dan memiliki adat istiadat yang kuat. Tapi dengan ada nya perubahan menjadi global, kebanyakan sudah mulai melupakan budaya yang  di miliki. Generasi muda menjadi memiliki sikap individualisme, matrealisme, dan kurang nya kesadaran akan kehidupan bebas yang dapat menjerumuskan ke perbuatan melanggar norma-norma. 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Dengan adanya Globalisasi, kehidupan manusia menjadi lebih mudah, efektif, dan hemat. Arus modernisasi dan globalisasi itu mempunyai banyak nilai positif dan negatifnya.
Nilai positifnya, informasi yang didapat menjadi lebih cepat dan akurat daripada masa-masa sebelumnya yang kebanyakan masih menggunakan cara-cara manual. Selain itu, semua orang juga merasa senang apabila ikut serta terhadap perkembangan zaman. Mereka tidak mau dikatakan ketinggalan zaman. Malah orang yang tidak mengikuti era globalisasi ini seringkali diejek oleh teman sejawatnya.
Sedangkan nilai negatif dari arus modernisasi dan globalisasi juga tak kalah sedikitnya, fasilitas-fasilitas yang ada di era globalisasi ini sebagian besar disalah gunakan oleh para penggunanya. Contoh, internet sekarang ini sering dijadikan arena untuk mencari situs-situs porno, handphone digunakan untuk menyimpan data-data yang tidak mendidik moral seseorang, dan lain-lain.
Globalisasi secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan moral. Seseorang dapat berperilaku buruk akibat penggunaan teknologi yang tidak pada tempatnya. Efek dari Globalisasi tersebut dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan dan perilaku masyarakat yang arogan, mengikuti mode atau trend, bergaya hidup mewah atau boros, merupakan contoh nyata dari adanya globalisasi
Dengan ada nya globalisasi secara cepat dapat merubah aturan dari budaya lokal yang seharus nya terus diterapkan didalam diri kita dalam bersikap dan bertindak dalam menjalani kehidupan jaman sekarang. Agar budaya lokal tidak punah dimakan oleh waktu, dan tidak dibawa oleh negara lain. Dengan ini, saya ingin membahas lebih jelas lagi mengenai dampak globalisasi terhadap perilaku generasi muda yang sudah mulai lupa akan adanya budaya lokal.

1.2  Perumusan Masalah
     Dari latar belakang yang sudah dibuat, dapat dirumuskan dengan pertanyaan, sebagai berikut:
1.      Penjelasan mengenai Budaya Lokal?
2.      Penjelasan mengenai Generasi Muda?
3.      Dampak dari globalisasi terhadap perilaku generasi muda?
                                                              
1.3  Pembatasan Masalah

Dari masalah diatas dapat dibatasi yaitu “Pengaruh Budaya Lokal terhadap Perilaku Generasi Muda

1.4  Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui penjelasan mengenai Budaya Lokal.
2.      Untuk mengetahui penjelasan mengenai Generasi Muda.
3.      Untuk mengetahui dampak dari globalisasi terhadap perilaku Generasi muda dalam melestarikan budaya lokal.

1.5  Manfaat Penulisan
      Manfaat Penulis
1.      Dapat mengetahui apa itu budaya lokal lebih jelas.
2.      Mengetahui mengenai perilaku generasi muda pada saat ini.
3.      Menjadi sebuah acuan agar tetap melestarikan budaya lokal pada jaman globalisasi saat ini.
Manfaat Umum
1.      Menambah pengetahuan mengenai Budaya Lokal.
2.      Mengetahui lebih jauh tentang perilaku generasi muda pada jaman globalisasi saat ini.
3.      Dapat dijadikan pengingat meskipun sudah berada di jaman globalisasi tetap melestarikan budaya lokal agar tidak punah.

1.6  Metodologi Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini, yaitu metode deskripsi analisi. Metode tersebut merupakan metode yang memberikan gambaran objektif serta membahasnya secara lengkap yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari website.


BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Penjelasan tentang Budaya Lokal

Ada banyak pendapat para ahli yang menjelaskan tentang budaya lokal. Dan masing-masing pendapat memiliki pendapat yang berbeda-beda. Menurut J.W. Ajawaila, Budaya Lokal adalah budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang juga menjadi ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. Sedangkan menurut Irwan Abdullah, definisi kebudayaan hampir selalu terikat pada batas-batas fisik dan geografis yang jelas. Misalnya, budaya Jawa yang merujuk pada suatu tradisi yang berkembang di Pulau Jawa. Oleh karena itu, batas geografis telah dijadikan landasan untuk merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal.
Namun, dalam proses perubahan sosial budaya telah muncul kecenderungan mencairnya batas-batas fisik suatu kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh faktor percepatan migrasi dan penyebaran media komunikasi secara global sehingga tidak ada budaya lokal suatu kelompok masyarakat yang masih sedemikian asli.
Menurut Hildred Geertz dalam bukunya Aneka Budaya dan Komunitas di Indonesia, di Indonesia saat ini terdapat lebih 300 dari suku bangsa yang berbicara dalam 250 bahasa yang berbeda dan memiliki karakteristik budaya lokal yang berbeda pula.
Budaya lokal di Indonesia tercermin dari keragaman budaya dan adat istiadat dalam masyarakat. Suku bangsa di Indonesia, seperti suku Jawa, Sunda, Batak, Minang, Timor, Bali, Sasak, Papua, dan Maluku memiliki adat istiadat dan bahasa yang berbeda-beda. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan alam lingkungannya. Keadaan geografis yang terisolir menyebabkan penduduk setiap pulau mengembangkan pola hidup dan adat istiadat yang berbeda-beda.
2.2 Penjelasan tentang Generasi Muda
Generasi Muda adalah terjemahan dari young generation lawan dari old age. Youth mengandung arti populasi remaja atau anak muda atau pemuda yang sedang membentuk dirinya. Melihat kata "Generasi muda" yang terdiri dari dua kata yang majemuk, kata yang kedua adalah sifat atau keadaan kelompok individu itu masih berusia muda dalam kelompok usia muda yang diwarisi cita-cita dan dibebani hak dan kewajiban, sejak dini telah diwarnai oleh kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan politik. Maka dalam keadaan seperti ini generasi muda dari suatu bangsa merupakan "Young Citizen". Pengertian generasi muda erat hubungannya dengan arti generasi muda sebagai generasi penerus.
 Namun pada dasarnya ada kesamaan mengenai pengertian generasi muda tersebut, yaitu beralihnya seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa remaja atau muda dengan disertai perkembangan fisik dan non fisik (jasmani, emosi, pola pikirannya dan sebagainya ). Jadi generasi muda itu adalah sebagai generasi peralihan. Dan dalam pandangan orang tua belum dewasa generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan dalam mencapai cita-cita bangsa, bila generasi muda telah dipercaya dan mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam memperjuangkan amanah itu maka suatu bangsa tidak akan sia-sia dalam mendidik generasi tersebut, maka dari itu nilai yang dibangun dalam membentuk generasi muda ini adalah untuk menyiapkan penerus bangsa untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan, baik yang gugur membela bangsa dan  yang gugur dalam membangun bansa ini, namun apabila yang menjadi cita-cita bangsa ini gagal, maka akan hancurlah harapan dari bangsa yang tercinta ini.

2.3 Dampak dari Globalisasi pada Perilaku Generasi Muda

  • Dampak positif globalisasi, antara lain sebagai berikut:

  1. Dengan adanya faktor globalisasi bidang teknologi, komunikasi, informasi dan transportasi mengalami kemajuan sehingga mempermudah kehidupan manusia.
  2. Kemajuan teknologi dapat memberikan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.
  3. Kemajuan teknologi juga bermanfaat bagi sumber daya alam sehingga dapat lebih efisien dan saling berkesinambungan.
  4. Kemajuan iptek membuat bangsa Indonesia mampu menguasai iptek sehingga bangsa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa lain.
  • Dampak negative globalisasi, antara lain sebagai berikut:
  1. Dengan adanya faktor globalisasi membuat manusia memiliki sikap individualisme yang dimana lebih senang mementingkan diri sendiri, sehingga kegiatan gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat mulai ditinggalkan.
  2. Terjadinya sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan mengukur segala sesuatu berdasarkan materi karena hubungan sosial dijalin berdasarkan kesamaan kekayaan, kedudukan social atau jabatan. Akibat sikap materialisme, kesenjangan sosial antara golongan kaya dan miskin semakin lebar.
  3. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.
  4. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
  5. Tersebarnya nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai kesopanan dan budaya bangsa melalui media massa seperti tayangan-tayangan film yang mengandung unsur pornografi yang disiarkan televisi asing yang dapat ditangkap melalui antena parabola atau situs-situs pornografi di internet.

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa globalisasi dapat mempengaruhi kehidupan setiap manusia. Ada dampak positif dan ada dampak negatifnya. Oleh karena itu kita harus bisa mengambil dari manfaat yang positif dan tidak mencoba untuk mendekati dampak negatif dari globalisasi. Globalisasi secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan moral. Efek dari Globalisasi tersebut dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Seharusnya, dengan adanya globalisasi mampu menjadikan hidup manusia lebih mudah, cepat, efisien, dan hemat. Namun, penggunaan teknologi yang tidak diimbangi dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas justru akan menimbulkan masalah. Oleh karena itu, masayarakat harus dididik dan dilatih dalam menghadapi arus globalisasi yang memang tidak dapat dihindari. Kesiapan mental dan moral manusia merupakan modal yang sangat penting. Agar tidak ada kasus penyalahgunaan teknologi.

3.2  Saran

Menurut saya, untuk mencegah agar Globalisasi tidak berdampak buruk bagi manusia, perlu adanya aturan-aturan norma yang dapat dijadikan pedoman dalam diri kita sendiri. Salah satunya adalah norma agama yang mengajarkan para pemeluknya untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi maksiat. Disamping itu, norma kesusilaan dan kesopanan juga diperlukan untuk memberikan batasan perilaku masyarakat sehingga dapat dikendalikan.


DAFTAR PUSTAKA

http://maulanaazis.blogspot.com/2013/01/pengaruh-globalisasi-terhadap-gaya-hidup.html