Selasa, 30 April 2013

" Kearifan Budaya Bali mengenai Tradisi Upacara Adat Potong Gigi"

 

Andika Dwi Cahyani
10112780
1KA19


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena rahmat dan hidayah-Nya, penulis diberi kemudahan untuk mengerjakan tugas softskill Ilmu Sosial Dasar dengan judul ”Kearifan Budaya Bali mengenai Tradisi Upacara Adat Potong Gigi Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas softskill pada tingkat 1 semester ATA 2013.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik sangat diharapkan guna perbaikan penulisan di masa yang akan datang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan karya tulis ini, yaitu :
1.      Allah S.W.T  yang telah melindungi dan menemani penulis setiap saat.
2.      Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan perhatian dan motivasi serta doa setiap saat.
3.      Ibu Komsi Koranti, selaku dosen Ilmu Budaya Dasar. Yang telah menjelaskan tata cara pembuatan makalah ini.
4.      Teman-teman 1KA19 yang selalu mengingatkan tugas.
5.      Dani Dwi Darmawan, yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
6.       Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah makalah ini , harapan penulis sangat sederhana, yaitu semoga para pembaca makalah ini akan mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan yang baru dari makalah ini.
Depok, 30 APRIL 2013

                                                                                                                                 Penulis,
                                                                                                                       Andika Dwi Cahyani
 
ABSTRAKSI

Kearifan merupakan sebuah gagasan atau sebuah nilai, dan sebuah pandangan setempat. Serta memiliki nilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Budaya Daerah Bali, tentu nya sangat lah banyak yang kita ketahui. Begitu pula dengan kearifan budaya yang sampai sekarang masih terus dilakukan oleh masyarakat bali. Seperti budaya seni, agama, upacara-upacara adat (upacara ngaben, upacara potong gigi, dll), dan budaya lainnya.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui kearifan budaya daerah lebih jelas lagi, agar kita bisa terus melestarikan budaya-budaya daerah di Indonesia agar tidak hilang oleh perkembangan zaman.


DAFTAR ISI

-          KATA PENGANTAR
-          ABSTRAKSI
-          DAFTAR ISI
-          BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Pembatasan Masalah
1.4  Tujuan Penulisan
1.5  Manfaat Penulisan
1.6  Metodologi Penulisan
- BAB II LANDASAN TEORITIS
            2.1 Penjelasan tentang Kebudayaan Bali
            2.2 Kearifan Budaya Bali mengenai Tradisi Upacara Adat Potong Gigi
- BAB III PENUTUP
            3.1 Kesimpulan
            3.2 Saran
- DAFTAR PUSTAKA
   

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kearifan merupakan sebuah gagasan atau sebuah nilai, dan sebuah pandangan setempat. Serta memiliki nilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Bali tentunya memiliki berbagai kearifan budaya yang terus selalu dilestarikan oleh masyarakat bali setempat. Kearifan budaya bali dapat berupa sebuah budaya seni yang dimiliki, Upacara-upacara adat seperti upacara ngaben, upacara adat potong gigi, dan upacara adat lainnya. Disini saya akan menjelaskan lebih mendalam mengenai kearifan budaya bali mengenai Tradisi Upacara Adat Potong Gigi.

1.2  Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dibuat, dapat dirumuskan dengan pertanyaan, sebagai berikut:
1.      Penjelasan mengenai Kebudayaan Bali?
2.      Penjelasan mengenai Tradisi Upacara Adat Potong Gigi di Bali?
                                                              
1.3  Pembatasan Masalah

Dari masalah diatas dapat dibatasi yaitu “Kearifan Budaya Bali mengenai Tradisi Upacara Adat Potong Gigi

1.4  Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui penjelasan mengenai Budaya Bali.
2.      Untuk mengetahui penjelasan mengenai Tradisi Upacara Adat Potong Gigi di Bali.

1.5  Manfaat Penulisan

Manfaat Penulis
1.      Dapat mengetahui Budaya Bali lebih jelas.
2.      Lebih paham mengenai kearifan budaya potong gigi di Bali.
3.      Menumbuhkan rasa bangga atas budaya yang dimiliki oleh daerah Bali.
Manfaat Umum
1.      Menambah pengetahuan mengenai Budaya Bali.
2.      Mengetahui lebih jauh tentang Kearifan Budaya Bali lebih jelas nya mengenai Tradisi Upacara Adat Potong Gigi.

1.6  Metodologi Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini, yaitu metode deskripsi analisi. Metode tersebut merupakan metode yang memberikan gambaran objektif serta membahasnya secara lengkap yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari website.


BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1  Penjelasan tentang Kebudayaan Bali

Bali adalah sebuah pulau di Indonesia, sekaligus menjadi salah satu provinsi Indonesia. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsi bali adalah Denpasar. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya. Bali juga dikenal sebagai Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Masih ada lagi keunikan Bali yang dapat dilihat dari bagaimana orang Bali melakukan sebuah kekerabatan secara lahir dan batin. Orang Bali begitu taat untuk tetap ingat darimana dirinya berasal. Hal inilah kemudian melahirkan berbagai golongan di masyarakatnya yang kini dikenal dengan wangsa atau soroh. Begitu banyak soroh yang berkembang di Bali dan mereka memiliki tempat pemujaan keluarga secara tersendiri guna melestarikan silsilah.

2.2  Kearifan Budaya Bali Mengenai Tradisi Upacara Adat Potong Gigi
Tradisi Upacara adat potong gigi mengandung arti pembersihan sifat buruk yang ada pada diri manusia. atau biasa nya orang bali menyebutnya dengan sebutan metatah atau mesanggih, yang memiliki maksud 6 buah gigi taring yang ada di deretan gigi bagian atas dikikir atau diratakan, metatah merupakan salah satu upacara keaagamaan yang wajib dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali baik laki-laki maupun perempuan secara turun temurun, adat istiadat dan kebudayaan ini masih terus dilakukan karena dipercayai oleh masyarakat bali saat meninggal dunia akan bertemu dengan leluhur nya di surga.
Upacara ini dianggap sakral dan diwajibkan bagi anak anak yang mulai beranjak dewasa, terutama bagi anak perempuan yang telah datang bulan atau mensturasi, sedangkan bagi anak laki laki telah memasuki masa akil baliq atau suaranya telah berubah, upacara ini dapat diperjelas dimana anak sudah memasuki kehidupan yang lebih dewasa lagi.
Adapun 6 sifat buruk dalam diri manusia atau disebut juga sad ripu yang harus dibersihkan tersebut adalah:
  1. Hawa nafsu
  2. Rakus atau serakah
  3. Kemarahan
  4. Mabuk membutakan pikiran
  5. Perasaan bingung
  6. Iri hati atau dengki
Sifat-sifat buruk yang ada tersebut, bila tidak dikendalikan dapat mengakibatkan  hal hal  yang tidak diinginkan, kemudian merugikan dan membahayakan bagi anak-anak yang akan beranjak dewasa kelak dikemudian hari. Oleh karena itu kewajiban bagi setiap orang tua untuk dapat memberi nasehat, bimbingan serta permohonan doa. Agar anak mereka terhindar dari 6 pengaruh sifat buruk yang sudah ada sejak manusia di lahirkan di dunia.
  
Rangkaian kegiatan saat upacara potong gigi :
  1. Orang yang terhormat dalam upacara ini meminta restu di tempat suci, lalu anak-anak atau remaja yang akan melaksanakan potong gigi dipercikan air suci/tirta, setelah itu mereka memohon keselamatan untuk melaksanakan upacara.
  2. Orang yang terhormat melakukan potong rambut dan menuliskan lambang lambang suci  dengan tujuan mensucikan diri serta menandai adanya peningkatan status sebagai manusia, untuk meninggalkan masa kanak kanak ke masa remaja.
  3. Anak anak yang akan di potong giginya naik ke bale tempat pelaksaaan Metatah dengan terlebih dahulu menginjak sesajen yang telah disediakan sebagai simbol mohon kekuatan kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
  4. Setelah pemotongan gigi berlangsung, bekas air kumur kumur  dibuang di dalam buah kelapa gading, ini bertujuan agar tidak mengurangi nilai kebersihan dan kesakralan dalam menjalankan upacara ini.
  5. Lalu dilanjutkan dengan  melakukan penyucian diri oleh pendeta agar dapat menghilangkan bala/kesialan untuk menyongsong kehidupan masa remaja.
  6. Melaksanakan Mapedamel yang bertujuan sebagai simbol restu dari Dewa Semara dan Dewi Ratih agar dalam kehidupan masa remaja dan seterusnya menjadi orang yang bijaksana, dalam mengarungii kehidupan di masa datang. Di saat melakukan upacara ini anak anak mengenakan kain putih dan kuning, memakai benang pawitra berwarna tridatu (merah, putih dan hitam) sebagai simbol pengikat diri terhadap norma norma agama, kemudian anak anak yang dipotong giginya mencicipi 6 rasa (pahit, asam, pedas, sepat, asin dan manis) yang mempunyai arti dan makna makna tertentu.
  7. Setelah proses mapedamel dilakukan, dilanjutkan dengan upacara Natab Banten, yang bertujuan memohon anugerah kepada Hyang Widhi agar apa yang menjadi tujuan dapat tercapai.
  8. Setelah proses upacara tersebut dilakukan dilanjutkan dengan Metapak, tujuan adalah memberitahukan kepada anak nya bahwa kewajiban sebagai orang tua dari melahirkan, mengasuh dan membimbing sudah selesai, diharapkan  sang anak kelak setelah upacara ini menjadi orang yang berguna, sebaliknya si anak  kepada orang tua nya menghaturkan sembah sujud ungkapan terima kasih  sudah dengan susah payah berkorban jiwa dan raga untuk melahirkan mereka, mengasuh, membesarkan,  mendidik dan membimbing mereka menuju jalan yang baik dan benar sampai dewasa. (Ida Pandita Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi)
Dari serangkaian upacara diatas dapat kita pahami bahwa dalam diri setiap manusia sejak mereka dilahirkan sudah terdapat sifat yang tidak baik, dengan melakukan upacara Metatah ini anak yang sudah dewasa diingatkan dan diajarkan untuk tidak terjerumus dalam perbuatan yang dilarang agama dan bisa menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa. 



BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan kearifan tradisi upacara adat potong gigi dibali sampai sekarang masih terus dilakukan. Karena upacara potong gigi ini atau orang bali biasa menyebut Metatah merupakan serangkaian upacara adat istiadat bali yang dilakukan oleh anak-anak remaja yang memasuki tahap pendewasaan. Upacara ini berlaku bagi anak perempuan yang sudah  menstruasi atau datang bulan dan anak laki-laki yang sudah akil baliq atau sudah  mengalami perubahan suara. Upacara potong gigi ini memiliki maksud bahwa anak yang sudah diratakan gigi nya dinyatakan suci dan memiliki tanggung jawab agar tidak melakukan pengaruh sifat-sifat yang buruk.

1.2  Saran
Menurut saya, tradisi upacara adat potong gigi ini sangat sakral. Sebaiknya terus dilestarikan kebudayaan adat istiadat tersebut agar kearifan budaya yang ada di bali tidak hilang. Selain itu, agar anak-anak remaja dibali dapat memiliki sebuah tanggung jawab agar tidak melakukan sifat-sifat buruk saat memasuki masa pendewasaan.

 
DAFTAR PUSTAKA


http://balikubudayaku.blogspot.com


http://wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/upacara-potong-gigi