Andika Dwi Cahyani
1KA19
Sistem Informasi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Karena rahmat dan hidayah-Nya, penulis diberi kemudahan untuk mengerjakan tugas
softskill Ilmu Sosial Dasar dengan judul ”Keragaman
Budaya Daerah Bali”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas softskill pada tingkat 1
semester ATA 2013.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah
ini, maka dari itu saran dan kritik sangat diharapkan guna perbaikan penulisan
di masa yang akan datang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses pembuatan karya tulis ini, yaitu :
1.
Allah
S.W.T yang telah melindungi dan menemani
penulis setiap saat.
2. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan perhatian
dan motivasi serta doa setiap saat.
3. Ibu Komsi Koranti, selaku dosen Ilmu Budaya Dasar. Yang
telah menjelaskan tata cara pembuatan makalah ini.
4. Teman-teman 1KA19 yang selalu mengingatkan tugas.
5. Dani Dwi Darmawan, yang selalu memberikan semangat kepada
penulis.
6. Semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah makalah ini , harapan penulis sangat
sederhana, yaitu semoga para pembaca makalah ini akan mendapatkan banyak
informasi dan pengetahuan yang baru dari makalah ini.
Depok, 13
MARET 2013
Penulis,
Andika Dwi Cahyani
ABSTRAKSI
Keragaman Budaya
merupakan sebuah adat istiadat yang dimiliki masing-masing daerah tertentu
khusus nya di Indonesia, yang mana budaya nya selalu berkembang atau sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan yang sukar untuk diubah dan tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Keragaman Budaya yang dimaksud adalah setiap daerah memiliki
variasi tersendiri, mulai dari letak daerah yang ditempati, agama yang dianut,
cara betingkah laku di daerah yang ditempati, kesenian yang dimiliki tiap
daerah.
Keragaman Budaya Daerah
Bali, tentu nya sangat lah banyak yang kita ketahui. Karena bali terkenal
dengan keindahan pantai dan memiliki tempat tempat yang indah lainnya. Selain
itu bali merupakan daerah dimana penduduk nya sangat banyak, dengan adat yang
cukup kental. Agama yang dianut merupakan agama hindu dan selalu merayakan
nyepi tiap tahun nya. Kesenian yang dimiliki daerah bali pun memiliki sebuah ke
khasan tersendiri, tidak dimiliki oleh daerah lainnya maupun Negara lain.
Oleh karena itu dengan
perkembangan zaman, kita harus tetap melindungi dan selalu mengenalkan kepada
anak anak usia dini agar keragaman budaya kedepannya yang dimiliki tiap daerah
agar tidak akan hilang dan tetap dilestarikan.
DAFTAR ISI
-
KATA
PENGANTAR
-
ABSTRAKSI
-
DAFTAR
ISI
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Tujuan Penulisan
1.5 Manfaat Penulisan
1.6 Metodologi Penulisan
- BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1
Penjelasan tentang Kebudayaan Bali
2.2
Keragaman Budaya yang dimiliki oleh Bali
- BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
- DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keragaman Budaya merupakan sebuah adat istiadat yang
dimiliki masing-masing daerah tertentu khusus nya di Indonesia, yang mana
budaya nya selalu berkembang atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang
sukar untuk diubah dan tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Disini saya ingin
menjelaskan tentang keragaman budaya yang dimiliki oleh daerah Bali.
Keragaman yang dimiliki oleh daerah bali sangat lah
kaya dan banyak sekali, mulai dari budaya adat yang dimiliki tiap penduduk di
bali, agama yang dianut, kesenian yang dimiliki, makanan khas yang dimiliki
daerah dali, rumah adat bali, baju adat bali, serta tempat-tempat untuk
beribadah di daerah bali. Oleh karena itu, saya akan menjelaskan lebih jelas
mengenai budaya daerah Bali.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang
sudah dibuat, dapat dirumuskan dengan pertanyaan, sebagai berikut:
1.
Penjelasan mengenai
Kebudayaan Bali?
2.
Apa saja Keragaman Budaya
yang dimiliki oleh daerah Bali?
1.3 Pembatasan Masalah
Dari
masalah diatas dapat dibatasi yaitu “Keragaman Budaya Daerah Bali”
1.4 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui penjelasan
mengenai Budaya Bali.
2.
Untuk mengetahui macam-macam
keragaman budaya yang dimiliki oleh daerah Bali.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat Penulis
1.
Dapat mengetahui Budaya Bali
lebih jelas.
2.
Lebih paham apa saja
Keragaman Budaya Bali.
3.
Menumbuhkan rasa bangga atas
budaya yang dimiliki oleh daerah Bali.
Manfaat Umum
1.
Menambah pengetahuan
mengenai Budaya Bali.
2.
Mengetahui lebih jauh
tentang Keragaman Budaya daerah Bali.
1.6 Metodologi Penulisan
Metode penulisan yang
digunakan dalam makalah ini, yaitu metode deskripsi analisi. Metode tersebut
merupakan metode yang memberikan gambaran objektif serta membahasnya secara
lengkap yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari website.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Penjelasan tentang Kebudayaan Bali
Bali adalah sebuah pulau di Indonesia,
sekaligus menjadi salah satu provinsi Indonesia. Bali terletak di antara Pulau
Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsi bali adalah Denpasar. Mayoritas
penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai
tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya. Bali juga
dikenal sebagai Pulau Dewata.
Seiring dengan peralihan jaman pra sejarah ke
jaman sejarah, pengaruh Hindu dari India yang masuk ke Indonesia diperkirakan
memberi dorongan kuat pada lompatan budaya di Bali. Masa peralihan ini, yang
lazim disebut sebagai masa Bali Kuno antara abad 8 hingga abad 13, dengan amat
jelas mengalami perubahan lagi akibat pengaruh Majapahit yang berniat
menyatukan Nusantara lewat Sumpah Palapa Gajah Mada di awal abad 13. Tatanan
pemerintahan dan struktur masyarakat mengalami penyesuaian mengikuti pola
pemerintahan Majapahit. Benturan budaya lokal Bali Kuno dan budaya Hindu Jawa
dari Majapahit dalam bentuk penolakan penduduk Bali menimbulkan berbagai
perlawanan di berbagai daerah di Bali. Secara perlahan dan pasti, dengan upaya
penyesuaian dan percampuran kedua belah pihak, Bali berhasil menemukan pola
budaya yang sesuai dengan pola pikir masyarakat dan keadaan alam Bali.
2.2 Keragaman Budaya yang dimiliki oleh Bali
·
Rumah Adat Bali
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam
hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek
pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus
meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut ‘’Tri Hita Karana’’.
Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan
yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya,bangunan/arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol ritual yang dibuat berupa patung.
Pada umumnya,bangunan/arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol ritual yang dibuat berupa patung.
- Sistem Kepercayaan mayarakat Bali
Masyarakat Bali kebanyakan beragama Hindu, dan percaya adanya
satu Tuhan dalam bentuk Trimurti yang Esa yaitu Brahmana (yang menciptakan),
Wisnu (yang melindungi dan memelihara), dan Siwa (yang merusak). Selain itu
juga percaya dengan para dewa yang memiliki kedudukan yang lebih rendah dari
Trimurti yaitu dewa Wahyu (dewa angin), dewa Indra (dewa perang). Agama Hindu
juga mempercayai Roh abadi. Dan mempercayai semua ajaran-ajaran yang berada
dikitab wedha.
Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu
di Bali dinamakan Pura atau Sangeh. Tempat ibadah ini merupakan
bangunan-bangunan suci yang sifat nya berbeda-beda setiap tempat persembahyangan.
Karena banyak sekali hampir beribu-ribu pura atau sangeh yang masing-masing
pura tersebut mempunyai upacara adat yang sesuai dengan perayaan leluhur mereka
sesuai sistem tanggalan nya sendiri-sendiri.
·
Hukum adat Bali
Sebagian besar
masyarakat bali adalah menganut Agama Hindu dan dalam kesehariannya diatur
berdasarkan hukum adat Bali. Hukum adat Bali adalah hukum yang tumbuh dalam
lingkungan masyarakat hukum adat Bali yang berlandaskan pada ajaran agama
(Agama Hindu) dan tumbuh berkembang mengikuti kebiasaan serta rasa kepatutan
dalam masyarakat hukum adat Bali itu sendiri. Oleh karenanya dalam masyarakat
hukum adat Bali, antara adat dan agama tidak dapat dipisahkan.
- Tradisi
Upacara Adat potong gigi di Bali
Tak dapat
dipisahkannya antara adat dan agama di dalam masyarakat hukum adat Bali,
disebabkan karena adat itu sendiri bersumber dari ajaran agama. Dalam ajaran
agama Hindu sebagaimana yang dianut oleh masyarakat hukum adat Bali,
pelaksanaan agama dapat dijalankan melalui etika, susila, dan upacara. Ketiga hal
inilah digunakan sebagai norma yang mengatur kehidupan bersama di dalam
masyarakat. Etika, susila, dan upacara yang dicerminkan dalam kehidupannya
sehari-hari mencerminkan rasa kepatutan dan keseimbangan (harmoni) dalam
kehidupan bermasyarakat. Oleh karenanya azas hukum yang melingkupi hukum adat
Bali adalah kepatutan dan keseimbangan. Sebagai misal, setiap perempuan pada
prinsipnya boleh hamil, namun perempuan yang patut hamil hanyalah perempuan
yang memiliki suami. Demikian pula selanjutnya dengan perbuatan-perbuatan yang
lainnya.
Walaupun tadi
dikatakan bahwa antara adat dan agama tidak dapat dipisahkan, namun antara adat
dan agama msih dapat dibedakan. Agama (dalam hal ini agama Hindu yang dianut
oleh masyarakat hukum adat Bali) adalah berasal dari ketentuan-ketentuan ajaran
dari para maharesi dan kitab suci yang diturunkannya. Sedangkan adat adalah
berasal dari kebiasaan dalam masyarakat yang dapat mengikuti situasi, kondisi,
dan tempat pada saat itu.
Upacara adat
potong gigi atau biasa nya orang bali menyebutnya dengan sebutan metatah
merupakan salah satu upacara keaagamaan yang wajib dilakukan oleh masyarakat
Hindu di Bali baik laki-laki maupun perempuan, karena dipercayai oleh
masyarakat bali saat meninggal dunia akan bertemu dengan leluhur nya di surga.
Adapun makna
dari upacara adat potong gigi ini adalah menandakan bahwa orang tersebut sudah
akhir balig atau memasuki usia dewasa, merupakan wujud berbakti kepada orang
tua, seseorang yang telah disucikan akan lebih mudah menghubungkan diri dengan
Ida Sang Hyang Widhi, para dewata, dan leluhur di alam surga. Dalam makna
estetika potong gigi dapat menambah kecantikan agar susunan gigi lebih rapih.
- Upacara Ngaben
Upacara Ngaben adalah upacara
pembakaran mayat yang dilaksanakan oleh umat beragama Hindu di Bali. Upacara
Ngaben diadakan jika ada orang yang meninggal dan biasanya diselenggarakan oleh
anggota keluarga yang meninggal. Makna dari upacara Ngaben adalah untuk
mengembalikan roh leluhur (roh orang yang sudah meninggal tersebut) ke tempat
asalnya.
· Hari Raya Nyepi
Nyepi berasal dari kata sepi
(sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru
Hindu berdasarkan
penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti
perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi.
Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk
pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk
rumah sakit.
Tujuan utama Hari Raya
Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Sebelum Hari Raya
Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya
di daerah Bali.
·
Kesenian
Musik Khas Bali
Musik
trasional Bali memang mempunyai ciri khas tersendiri dalam cara memainkannya.
Irama musik bali mengingatkan kita pada suatu semangat keceriaan, karena irama
yang dimainkan mengadung kecepatan yang saling berkesinambungan.
Komponen-komponen musik saling menyatu melahirkan suara gemuruh hingga yang
mendengarkan tanpa terasa badan terasa seolah-olah mau bergerak. Kekuatan Musik
bali ada pada kecepatan pukulan gamalan yang bersaut-sautan dalam tempo cepat.
Ada beberapa jenis musik yang mempunyai keunikan tersendiri dalam memainkannya
diantaranya, Gemelan Jegog, Gamelan Gong Gede, Gamelan Gambang, Gamelan
Selunding. Selain musik gamelan dengan menonjolan instrumentalnya, juga
terkadang disatukan dengan irama suara
manusia yang saling bersaut-sautan seperti tari kecak, dimana tarian ini konon
menirukan gaya seekor kera. Selain itu juga ada musik angklung gaya khas Bali
yang dimainkan dalam rangka penyelengaraan upacara pembakaran mayat yaitu
Ngaben, serta musik Bebonangan yang dimainkan pada saat penyelenggaraan upacara
tertentu oleh masyarakat Bali. Dalam mendesain penyajian gamelan gaya Bali
mengisyarat kan penampilan tersendiri sehingga menarik perhatian orang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan keragaman budaya yang dimiliki
oleh daerah Bali sangat lah banyak. Seperti cara beretika yang baik sesuai
agama dan hokum adat bali yang berlaku, kemudian rumah adat bali yang memiliki
arti pada tiap tiap bentuk dan ukiran, kesenian di daerah bali juga sangat lah
banyak. Tradisi Upacara-upacara Adat Bali yang beragam juga membuat keragaman
akan budaya Bali semakin lengkap. Sehingga banyak sekali yang harus kita
ketahui lebih jauh lagi mengenai budaya-budaya yang ada di Indonesia ini
terutama Bali yang sebenarnya memiliki budaya yang sangat kental dan beragam.
3.2 Saran
Menurut saya, karena beragam nya budaya di Indonesia ini,
terutama untuk daerah Bali. Sebaiknya kita sebagai generasi penerus terus
melestarikan budaya yang ada saat ini dan seterus nya agar tidak hilang begitu saja
dan tidak ditiru oleh Negara lain. Karena budaya kita sangat lah kaya akan
kreasi dan keindahan yang memiliki arti tersendiri. Kita harus bangga menjadi
Warga Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
malam kak...ijin copy ya...untuk tugas kuliah...makasih sebelumnya.
BalasHapusmalam kak...ijin copy ya..untuk tugas kuliah...makasih sebelmnya.
BalasHapusboleh juga nih, keberagaman budaya yang ada di Bali yang harus tetap dijaga
BalasHapushttp://www.marketingkita.com/2017/08/pengertian-pemasaran-dalam-ilmu-marketing.html
hiyaa hiyaa hiyaaa
BalasHapus