Andika Dwi Cahyani (10112780)
1KA19
Sistem Informasi 2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Karena rahmat dan hidayah-Nya, penulis diberi kemudahan untuk mengerjakan tugas
softskill Ilmu Sosial Dasar dengan judul ”Strategi
Mengajar untuk Memotivasi Anak dalam Menempuh Pendidikan” Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas softskill pada tingkat 1.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah
ini, maka dari itu saran dan kritik sangat diharapkan guna perbaikan penulisan
di masa yang akan datang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses pembuatan karya tulis ini, yaitu :
1.
Allah
S.W.T yang telah melindungi dan menemani
penulis setiap saat.
2. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan perhatian
dan motivasi serta doa setiap saat.
3. Ibu Ira Windarti, selaku dosen Ilmu Sosial Dasar. Yang
telah menjelaskan tata cara pembuatan makalah ini.
4. Teman-teman 1KA19 yang selalu mengingatkan tugas.
5. Dani Dwi Darmawan, yang selalu memberikan semangat kepada
penulis.
6. Semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah makalah ini , harapan penulis sangat
sederhana, yaitu semoga para pembaca makalah ini akan mendapatkan banyak
informasi dan pengetahuan yang baru dari makalah ini.
Depok, 14 November 2012
Penulis,
Andika Dwi Cahyani
ABSTRAKSI
Pada zaman sekarang, banyak guru merasa heran mengapa pada semester pertama para siswa begitu bersemangat dalam
mengikuti kegiatan belajar, akan tetapi menjadi tidak bersemangat pada bulan ke 2-3 pada semester 2. Karena kebanyakan
dari guru selama semester 1 dan awal semester 2 selalu memberikan pelajaran
dengan metode dan media yang tidak pernah beranjak dari ceramah dan penggunaan
OHP/Infokus. Penyajian tranparansi dan slide powerpoint yang berisi
tulisan-tulisan berbagai copian rangkuman teks siswa. Mungkin hal tersebut yang
menjadikan siswa suka mengantuk dan mulai kurang perhatian saat berlangsungnya
pembelajaran. Titik permasalahannya adalah melemahnya motivasi belajar siswa
dan perhatian belajar di kelas.
Kejadian seperti ini wajar saja, karena saat ini tayangan
TV, bioskop, CD Player dan tempat rekreasi/hiburan menyajikan acara dan
tema-tema yang menarik. Sementara guru menyajikan materi tidak menarik
sedikitpun, ceramah mendominasi penyajian pembelajarannya.
Padahal sebagian besar siswanya memiliki tipe belajar visual.
Strategi untuk
meningkatkan kembali motivasi dalam menempuh pendidkan adalah seperti Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik, Mengajar
dengan menggunakan pembelajaran yang komunikatif dan kreatif, Memberikan reward
atau hadiah, Memberikan nilai secara objektif, Memunculkan saingan atau kompetensi, Memberikan
pujian, Memberikan hukuman, Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk
belajar, Membentuk kebiasaan
belajar yang baik, Menggunakan metode yang bervariasi, Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran, Pengelolaan kelas.
DAFTAR ISI
-
KATA PENGANTAR
-
ABSTRAKSI
-
DAFTAR ISI
-
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Tujuan Penulisan
1.5 Manfaat Penulisan
1.6 Metodologi Penulisan
- BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1 Strategi mengajar untuk memotivasi anak dalam
menempuh dunia pendidikan.
2.2 Prinsip mengajar pada anak untuk menambah
motivasi dalam bidang
pendidikan.
2.3 Unsur-unsur yang menbangun
motivasi anak dalam dunia pendidikan.
- BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
- DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada zaman sekarang, banyak guru merasa heran mengapa pada semester pertama para siswa begitu bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar, akan tetapi menjadi tidak bersemangat pada bulan ke 2-3 pada semester 2. Karena kebanyakan dari guru selama semester 1 dan awal semester 2 selalu memberikan pelajaran dengan metode dan media yang tidak pernah beranjak dari ceramah dan penggunaan OHP/Infokus. Penyajian tranparansi dan slide powerpoint yang berisi tulisan-tulisan berbagai copian rangkuman teks siswa. Mungkin hal tersebut yang menjadikan siswa suka mengantuk dan mulai kurang perhatian saat berlangsungnya pembelajaran.
Keluhan sejenis mungkin saja dialami oleh
semua guru mata pelajaran, hanya waktu dan bentuk permasalahan yang berbeda. Namun
titik permasalahannya adalah melemahnya motivasi belajar siswa dan perhatian
belajar di kelas.
Kejadian seperti ini wajar saja,
karena saat ini tayangan TV, bioskop, CD Player dan tempat rekreasi/hiburan
menyajikan acara dan tema-tema yang menarik. Sementara guru menyajikan materi
tidak menarik sedikitpun, ceramah mendominasi penyajian pembelajarannya.
Padahal sebagian besar siswanya memiliki tipe belajar visual. Pada makalah
ini akan dijelaskan tentang strategi mengajar yang dapat memberikan motivasi
pada anak.
1.2 Perumusan
Masalah
Dari latar
belakang yang sudah dibuat, dapat dirumuskan dengan pertanyaan, sebagai
berikut:
1.
Strategi
mengajar apa yang harus dilakukan untuk memotivasi anak dalam menempuh
pendidikan?
2.
Prinsip
mengajar yang seperti apa untuk meningkatkan motivasi anak?
3.
Apa saja
yang dapat memberikan motivasi pada anak dalam menempuh pendidikan?
1.3 Pembatasan
Masalah
Dari masalah diatas dapat dibatasi yaitu “Strategi Mengajar untuk Memotivasi Anak dalam Menempuh
Pendidikan”
1.4 Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui prinsip mengajar pada anak.
2.
Untuk mengetahui strategi yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah yang
sering
terjadi pada anak-anak dalam menempuh
pendidikan.
3.
Untuk mengetahui unsur unsur
yang memberikan motivasi pada anak dalam dunia pendidikan.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat Penulis
1. Lebih
memahami cara yang strategis dalam mengajar pada anak dalam dunia pendidikan.
2. Mengetahui
prinsip-prinsip mengajar pada anak dalam menempuh pendidikannya.
3. Mengetahui
apa saja unsur unsur yang memberikan motivasi anak dalam dunia pendidikan.
Manfaat Umum
1. Menambah
wawasan tentang pembelajaran anak dalam menempuh dunia pendidikan.
2. Dapat
lebih jauh mengetahui cara-cara yang starategi dalam mengajar sehingga dapat
memotivasi anak dalam menempuh dunia pendidikan.
1.6 Metodologi Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini, yaitu
metode deskripsi analisi. Metode tersebut merupakan metode yang memberikan
gambaran objektif serta membahasnya secara lengkap yang dilakukan dengan
mengumpulkan data dari website
BAB II
LANDASAN
TEORITIS
2.1 Strategi
mengajar untuk memotivasi anak dalam menempuh dunia
pendidikan.
Motivasi adalah
motif atau dorongan yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan
tindakan. Hal ini menegaskan bahwa motivasi adalah satu faktor penting untuk
keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu tindakan, termasuk dalam belajar
di sekolah. Motivasi ini mtlak di miliki oleh seorang siswa demi
keberhasilannya dalam belajar. Motivasi ada dua macam yaitu moivasi instrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul dari
dalam diri, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul dari
dalam diri. Para ahli sudah menjelaskan bagaimana cara meningkatkan motivasi,
khususnya motivasi siswa dalam belajar, karena saat ini banyak sekali
siswa-siswa di sekolah yang kurang memiliki motivasi dalam belejar, mereka
lebih suka pada hala-hal lain yang sifatnya malah dapat mengganggu belajar,
mereka. Berikut adalah beberapa upaya yang bisa di lakukan oleh guru dalam
memberikan motivasi belajar pada siswa:
§ Menjelaskan tujuan belajar ke
peserta didik
Pada
permulaan belajar mengajar, terlebih dahulu seorang guru menjelaskan tentang
tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran kepada siswa. Makin jelas tujuan yang akan dicapai peserta didik
maka makin besar juga motivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar.
§ Mengajar dengan menggunakan
pembelajaran yang komunikatif dan kreatif,
Dalam hal ini kemampuan guru ketika menggunakan
media pembelajaran sangat penting. Proses pembelajaran tidak boleh monoton tapi
harus kreatif. Dalam hal ini tentunya guru haru selalu senantiasa melakukan
pengembangan diri, dengan berbagai hal seperti seminar, maupun pelatihan-pelatihan.
§ Memberikan reward atau hadiah
Sebuah perilaku yang di munculkan siswa atas
hasil yang diperolah perlu mendapatkan respon dari seorang pengajar. Respon ini
biaanya dalam bentuk reward atau hadiah kepada siswa yang menunjukkan perubahan
perilaku dalam belajar. Reward ini jangan sampai yang berlebihan, karena kalau
berlebihan bisa menimbulkan kecemburuan sosial diantara para siswa.
§ Memberikan nilai secara
objektif
Sering kali kita mungkin menemuai beberapa
siswa yang komplain kepada guru karena ternayata nilai yang diperoleh tidak
sesuai dengan apa yang mereka inginkan padahalal mereka sangat yakin selama ini
sudah melakukan yang terbaik dan berusaha melakukan belajar secara benar. Jika
hal ini terjadi biasanya minat dan motivasi belajar siswa bisa menurun yang
akhirnya berdampak pada prestasi belajarnya
§ Memunculkan saingan atau
kompetensi
Guru
berusaha mengadakan persaingan di antara peserta didik untuk meningkatkan
prestasi belajarnya, dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai
sebelumnya.
§ Memberikan pujian
Memberikan
pujian atau penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi sudah sepantasnya
dilakukan oleh guru yang bersifat membangun.
§ Memberikan
hukuman
Hukuman
diberikan kepada siswa yang
berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar peserta didik tersebut mau
mengubah diri dan beruaha memacu motivasi belajarnya.
§ Membangkitkan dorongan kepada
peserta didik untuk belajar
Kegiatan
yang dilakukan guru adalah memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung.
§ Membentuk kebiasaan belajar
yang baik
Guru
menanamkan pembiasaan belajar yang baik dengan disiplin yang terarah sehingga
peserta didik dapat belajar dengan suasana yang kondusif.
§ Menggunakan metode yang
bervariasi
Dalam
pembelajaran, metode konvensional harus sudah ditinggalkan guru karena peserta didik memiliki karakteristik yang
berbeda sehingga dibutuhkan metode yang tepat/bervariasi dalam memberdayakan
kompetensi peserta didik.
§ Menggunakan
media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penggunaan
media yang tepat sangat membantu dan memotivasi peserta didik dalam memaknai
pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Adanya media yang
tepat akan mampu memediasi peserta didik yang memiliki kemampuan indera yang
tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan
berbicaranya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki
tiap peserta didik dapat dikurangi dan dapat memberikan stimulus terhadap
indera peserta didik.
·
Pengelolaan kelas.
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.
Beberapa hal di atas adalah beberapa
dari sekian banyak cara yang bisa di lakukan untuk memotivasi semangat belajar
siswa. Tentunya setiap guru punya cara sendiri-sendiri dalam hal ini, dan
apapun caranya itu sah-sah saja selama masih sesuai dengan koridor daan tidak
menympang dari haluan dan pedomen pendidikan yang berlaku di suatu sekolahan.
2.2 Prinsip mengajar
pada anak untuk menambah motivasi dalam bidang
pendidikan.
Prinsip
mengajar atau dasar mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan
mengkondisi situasi belajar-mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar
secara optimal. Beberapa prinsip mengajar yang paling utama harus digunakan
antara lain prinsip kooperasi dan kompetisi, aplikasi dan transformasi, dan
individualitas. Berikut ini penjelasan ketiga prinsip tersebut.
a) Kooperasi dan Kompetisi
Kerjasama
siswa dalam kegiatan belajar sangat penting dilaksanakan, bukan hanya sekedar
memperoleh hasil yang optimal tetapi juga merupakan usaha memupuk sikap gotong
royong, toleransi, kepekaan sosial, saling menghargai dan memupuk keterampilan
mengadakan interaksi sosial. Belajar bersama akan menumbuhkan semangat dan
motivasi belajar siswa. Kompetisi atau persaingan dapat juga diterapkan dalam
proses belajar-mengajar asalkan dalam bentuk persaingan kelompok, bukan
persaingan dalam bentuk individual atau perorangan, misalnya segi kecepatan
melaksanakan pekerjaan atau tugas, ketepatan jawaban dari tugas yang
dikerjakannya, kerapihan tugas, kebersamaan dalam melaksanakan tugas belajar,
dan lain-lain.
b) Aplikasi dan Transformasi
Aplikasi
dan transformasi atau pemakaian dan pemindahan merupakan hal penting dalam
kegiatan belajar. Pengingatan kembali bahan atau informasi yang sudah
dipelajari akan muncul apabila dihadapkan pada situasi baru yang serupa. Proses
ini dikatakan transformasi atau pemindahan. Latihan dan pengulangan merupakan
upaya yang menunjang prinsip pemindahan. Pemakaian atau aplikasi pada
hakikatnya menerapkan prinsip atau konsep bahan dalam mememcahkan persoalan.
Guru dapat menunjukkan dan mengarahkan siswanya terhadap penggunaan bahan atau
informasi yang diberikan dalam praktek kehidupan nyata para siswa. Prinsip
aplikasi dan transformasi ini penting untuk mencapai hasil belajar siswa tahan
lama.
c) Individualitas
Tidak
ada dua orang individu yang sama baik dari psikis maupun dari segi fisik.
Kemampuan siswa sebagai individu berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut
nampak pula dalam minat, perhatian, sikap, cara belajar, kebiasan belajar,
motivasi belajar, dan lain-lain, demikian pula untuk menyesuaikan pengajaran
kepada orang demi orang bukanlah cara yang bijaksana. Prinsip individual tidak
berati memberi pelayanan secara perorangan, akan tetapi menyesuaikan dengan
kemampuan rata-rata para siswa, memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa
yang memerlukannya, memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk melakukan cara
belajar yang sesuai dengan dirinya, dan lain-laina, dalam suatu praktek
pengajaran, prinsip individual bisa digunakan guru dalam beberapa cara, antara
lain memberi tugas-tugas individual sehingga siswa belajar secara mandiri
sesuai dengan caranya sendiri.
2.3 Unsur-unsur
yang membangun motivasi anak dalam dunia pendidikan.
1. Media
Pembelajaran
Media adalah benda, baik yang berupa
perangkat keras atau lunak yang menjadi perantara terjadinya proses belajar.
Media yang dipergunakan bisa berbentuk alat peraga atau sarana. Alat peraga
mengandung ciri –ciri konsep yang dipelajari. Fungsinya untuk menurunkan
keabtrakan konsep agar siswa mampu menangkap arti dari konsep tersebut. Alat
peraga bisa dibuat guru/ siswa atau pabrik. Sarana adalah media pembelajaran
yang berfungsi agar proses belajar dapat berlangsung dengan baik. Sarana yang
dipergunakan dapat berupa perangkat keras atau perangkat lunak.
2. Materi
Pembelajaran
Materi yang akan diberikan dipersiapkan
dengan matang dengan memperhatikan kondisi siswa. Materi yang akan dibelajarkan
meliputi isi/ materi (konten),
hubungan dengan bidang/ilmu lain (konteks)
dan proses (transformasi isi/materi).
3. Strategi
dan metode Pembelajaran
Strategi dan metode pembelajaran juga
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Strategi dan metode yang dapat memotivasi
siswa adalah strategi dan metode yang melibatkan
siswa belajar sambil mengerjakan ( Learning by doing).
4. Sikap
Guru
Guru yang tidak mau repot, puas hanya
dengan sasaran belajar pada tingkat rendah ( sisi kiri dari pola pembelajaran
di atas). Diharapkan Guru mulai mencoba mengubah sikap dengan mengarahkan sasaranpembelajarannya
pada tingkat menegah atau tingkat tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, dari pembahasan diatas
dapat disimpulkan untuk meningkatkan kembali motivasi belajar yang menurun,
harus memberikan berbagai strategi yang sebenarnya masing-masing orang memiliki
strategi mengajar yang berbeda dan beragam. Seperti Menjelaskan
tujuan belajar ke peserta didik, Mengajar dengan menggunakan
pembelajaran yang komunikatif dan kreatif, Memberikan reward atau hadiah,
Memberikan nilai secara objektif, Memunculkan
saingan atau kompetensi, Memberikan pujian, Memberikan hukuman, Membangkitkan
dorongan kepada peserta didik untuk belajar, Membentuk
kebiasaan belajar yang baik, Menggunakan metode yang bervariasi, Menggunakan media yang baik serta harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran, Pengelolaan kelas.
3.2 Saran
Menurut saya, strategi untuk memotivasi
anak dalam menempuh pendidikan itu bervariasi, sebaiknya dari awal mengajar
sudah ditetapkan konsekuensi terhadap anak tentang alur pembelajaran agar anak
pun dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dan selalu termotivasi untuk
tidak melanggar konsekuensi yang sudah ditetapkan oleh pengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar